Rabu, 09 Mei 2012

Pendidikan Kita dalam Konspirasi, Realita atau Wacana?




"Orang akan menghadapi kendala ketika dihadapkan kepada sebuah konspirasi yang begitu dahsyat, dan dia tidak akan mempercayainya bahwa itu ada"-- J. Edgar Hoover

Conspiracy Theory, judul sebuah film yang diputar tayang tahun 90-an. Pemeran utamanya Mel Gibson dan Julia Roberts. Mel Gibson sebagai Jerry Fletcher, seorang supir taksi, yang kemudian berhasil mengungkap konspirasi pembunuhan seorang warga demi menghilangkan jejak sebuah gerakan rahasia. 

Dalam film ini diceritakan seorang maniak teori konspirasi bernama Jerry Fletcher jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Alice Sutton (Julia Roberts) yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah. Jerry seorang yang sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah memiliki teori yang disebutnya Conspiracy Theory atas dugaan pembantaian yang dilakukan oleh beberapa tokoh politikus. Faktanya, tanpa diduga salah satu teori Jerry menjadi kenyataan. Sehingga, Jerry pun diburu oleh sekelompok orang asing atas suruhan politikus yang terlibat, untuk dibunuh. Satu-satunya orang yang percaya terhadap teori konspirasi yang dikemukannya hanya Alice. Ironisnya, Alice tidak tahu apa yang harus diperbuat karena semua mengandung misteri. Konspirasi yang digambarkan di dalam film Conspiracy Theory, dalam realitasnya memang ada, walaupun awalnya dibangun atas dasar prakonsepsi dan asumsi-asumsi yang mengarah pada apa yang disebut pharanoia within reason, semacam pharanoia dalam akal pikiran. [1] Meski ini hanyalah sebuah film, tapi ini luar biasa sekali, seakan menunjukkan kepada dunia bahwa teori konspirasi itu nyata.
Dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary (1995), konspirasi diartikan sebagai "sebuah rencana rahasia oleh sekelompok orang untuk melakukan sesuatu yang ilegal atau merugikan". Namun, dalam teori konspirasi, tangan yang tersembunyi (invinsible hand) di balik kejadian yang terjadi, sering diasumsikan sebagai bagian yang punya andil yang cukup kuat. Dengan demikian, konspirasi sesuatu yang bisa dirasakan, namun sulit dibuktikan. Bahkan, jika ada konspirasi yang "ketahuan" atau bisa ditelusuri, maka sudah bisa dipastikan konspirasi tersebut tidak baik dan tidak sempurna.[2]
Si Unyil adalah film yang sangat populer bagi anak-anak, bahkan orang dewasa pada saat tahun 80-an. Adakah konspirasinya? ternyata film lucu dan mendidik ini tak lepas dari misi-misi pemerintah saat itu. TVRI sebagai televisi ‘plat merah’ tentu saja menjadi corongnya pemerintah. Maka tak heran, dalam beberapa episode, Unyil harus menyampaikan program-program pemerintah sebagai tema/judulnya, seperti ABRI Masuk Desa, Operasi Bersih, Buta Aksara, Hardiknas, Cinta Lingkungan, Buta Senja dan lain-lain.
Di http://www.sabili.co.id, Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (saat ini menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden-Wantimpres) mengatakan bahwa negeri ini telah dihancurkan melalui konspirasi-konspirasi yang jelas-jelas bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Beliau mengatakan,“Dalam segi kesehatan, saya sudah bersusah payah, tapi dirubah semuanya melalui sistem neo-liberalisme. Harus diwaspadai konspirasi dari sistem kenegaraan yang sudah terjadi lama sekali. Kita tahu, sistem zionis yang digunakan merupakan gerakan yang terselubung.” Masih menurut beliau, sistem ini  tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia, kecuali jika sudah kuat dan terukur dalam segala bidang. “Gurita zionis masuk ke dalam dunia kesehatan dan pendidikan karena dua hal ini. Mengingat, dua sektor ini merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.” Dalam dunia pendidikan, misalnya, ada pemberlakuan BHP (Badan Hukum Pendidikan) pada perguruan tinggi. Dengan diberlakukannya otonomi kampus, telah membuka pintu masuk bagi asing untuk memberikan sokongan dana, disadari atau tidak, dana itu sebagian berasal dari zionis melalui tangan NGO atau negara asing. “Makna zionis jangan dipersempit hanya simbol atau agama, tapi lebih luas dalam aspek kehidupan,” kata Siti Fadilah.
Junaidi Gafar (seorang Manager sebuah Penerbit Buku di Jakarta) dalam Warta IKAPI mengungkapkan tentang proyek pengadaan buku, baik buku teks pelajaran maupun buku penunjang pembelajaran. Masalah yang terlihat adalah adanya ketentuan penilaian buku oleh Pusat Perbukuan untuk buku-buku yang akan dibeli melalui proyek-proyek pemerintah. Ketentuan ini banyak dipandang dengan syak wasangka dan curiga oleh banyak penerbit sebagai sebuah bentuk permainan dan konspirasi antara pihak-pihak tertentu dengan orang-orang di Departemen dalam memenangkan tender-tender pengadaan buku. Kecurigaan itu timbul ketika informasi tentang penilaian buku oleh Pusat Perbukuan disampaikan secara terbatas dan tidak melibatkan semua stakeholder perbukuan.  Bahkan sosialisasi yang dilakukan oleh Pusat Perbukuan juga dibatasi untuk wilayah atau daerah tertentu  saja. Sehingga banyak yang baru mengetahui informasi setelah pengumuman penilaian sudah berjalan dan ini jelas sangat menimbulkan prasangka yang macam-macam.
Fakta ini semakin kuat ketika ada pertemuan antara Kamar Dagang & Industri (KADIN) Jawa Timur, Dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua KADIN Jawa Timur, Bpk. Drs. Basa Alim Tualeka M.Si, Ketua KADIN PUSAT, Bpk Erlangga Satriagung, bersama penerbit PT. Bintang Ilmu, PT. Indah jaya, PT. Albama serta beberapa penerbit resmi yang lain sebagai wakil dari para penerbit resmi yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Pendidikan nasional, serta Kelompok Masyarakat Peduli Pendidikan di Hotel Elmi Surabaya, pada Hari Sabtu 30 Oktober 2010.[3] Ternyata sudah menjadi rahasia umum, bahwa PT. Bintang Ilmu Group adalah milik mafia asing dari Hongkong & Taiwan. Perusahaan ini patut diduga sangat bisa menyetir anggota komisi X dari Partai Golkar khususnya & seluruh anggota Komisi X DPR RI pada umumnya. Ini bisa dilihat dari keanehan mekanisme perencanaan pendidikan Indonesia, dimana Menteri Pendidikan saat merencanakan sendiri program pendidikan selalu dihalangi oleh komisi X DPR RI.[4] Bila dalam pengadaan buku-buku pelajaran anak didik kita sudah diserahkan kepada pihak asing dan tentu  included konspirasinya, lalu bagaimana dengan kekayaan dan potensi negeri ini yang lainnya?
Dalam tribunnews.com, ‘sinetron’ konspirasi yang tak kalah serunya adalah tentang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin., dia berkata, "PT Anugrah Nusantara digunakan untuk main proyek di Kementerian Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan penerbit Bintang Ilmu yang dimiliki oleh Wimpy Ibrahim." Dikatakannya bahwa semua anggaran pengadaan buku sekolah dan alat peraga yang ada dalam DAK senilai Rp 6,4 triliun dipegang oleh Wimpy Ibrahim. Wimpy rutin memberi setoran pada Anas Urbaningrum. "Proyek yang dimainkan oleh Wimpy itu adalah proyek pengadaan buku melalui DAK senilai Rp 6,4 triliun," ujarnya. Selain itu, Nazaruddin menuturkan, Anas juga bermain pada proyek pengadaan jaringan computer pun untuk program e learning. Permainan itu bisa terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan, meskipun computer untuk program tersebut belum diadakan. "Permainan ini bisa lancar dilakukan karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di Kemendiknas yang kini menjabat wakil menteri," tuturnya. Entah benar atau tidak ‘nyanyian’ Nazaruddin tersebut, yang pasti dunia pendidikan kita dalam badai konspirasi yang merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.
Maka sangat tak heran, bila dalam http://www.mediaindonesia.com, Peringkat Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia - IPM) Indonesia pada 2011 melorot drastis dari posisi peringkat ke-111 dari 182 negara ke posisi 124 dari 187 negara.”Bidang pendidikan yang terus landai grafiknya pada 2010-2011 menjadi salah satu penyebab turunnya peringkat IPM Indonesia,” sebut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengomentari hasil laporan IPM 2011 yang dirilis oleh UNDP pada Kamis (3/11).
Meski, hanya sedikit fakta-fakta yang bisa disampaikan, yang tentunya fakta tersebut disandarkan dari sumber-sumber berita yang telah penulis sebutkan, kiranya cukup bagi kita untuk memahami bahwa konspirasi dalam dunia pendidikan bukanlah sebuah wacana tetapi realita. Sesempurna apapun konspirasi yang sedang atau telah direncanakan oleh orang-orang jahat khususnya dalam dunia pendidikan negeri ini ditutup rapat-rapat, kita berharap hanya kepada Allah Swt, semoga sedikit demi sedikit dan hari demi hari, konspirasi itu terbuka lebar-lebar, sehingga konspirasi-konspirasi licik dan tidak punya naluri dan akal sehat bisa digagalkan. (pasuruan, 10 Mei 2012)


[1] http://www.kendaripos.co.id
[2] Idem
[3] Sosialisasi Hasil Pertemuan KADIN Jawa Timur, Penerbit & Masyarakat Peduli Pendidikan
[4] cikeas@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Recent Comments

Introduction

Recent Posts

Pages