"Orang akan menghadapi kendala ketika dihadapkan kepada sebuah
konspirasi yang begitu dahsyat, dan dia tidak akan mempercayainya bahwa itu
ada"-- J. Edgar Hoover
Conspiracy Theory, judul sebuah film yang
diputar tayang tahun 90-an. Pemeran utamanya Mel Gibson dan Julia Roberts. Mel
Gibson sebagai Jerry Fletcher, seorang supir taksi, yang kemudian berhasil
mengungkap konspirasi pembunuhan seorang warga demi menghilangkan jejak sebuah gerakan
rahasia.
Dalam film ini
diceritakan seorang maniak teori konspirasi bernama Jerry Fletcher jatuh cinta
dengan seorang wanita bernama Alice Sutton (Julia Roberts) yang berprofesi
sebagai pegawai pemerintah. Jerry seorang yang sangat kritis terhadap kebijakan
pemerintah memiliki teori yang disebutnya Conspiracy
Theory atas dugaan pembantaian yang dilakukan oleh beberapa tokoh
politikus. Faktanya, tanpa diduga salah satu teori Jerry menjadi kenyataan. Sehingga,
Jerry pun diburu oleh sekelompok orang asing atas suruhan politikus yang
terlibat, untuk dibunuh. Satu-satunya orang yang percaya terhadap teori
konspirasi yang dikemukannya hanya Alice. Ironisnya, Alice tidak tahu apa yang
harus diperbuat karena semua mengandung misteri. Konspirasi yang digambarkan di
dalam film Conspiracy Theory, dalam
realitasnya memang ada, walaupun awalnya dibangun atas dasar prakonsepsi dan
asumsi-asumsi yang mengarah pada apa yang disebut pharanoia within reason, semacam pharanoia dalam akal pikiran. [1] Meski ini
hanyalah sebuah film, tapi ini luar biasa sekali, seakan menunjukkan
kepada dunia bahwa teori konspirasi itu nyata.
Dalam Oxford
Advanced Learner's Dictionary (1995), konspirasi diartikan sebagai "sebuah rencana rahasia oleh sekelompok
orang untuk melakukan sesuatu yang ilegal atau merugikan". Namun,
dalam teori konspirasi, tangan yang tersembunyi (invinsible hand) di balik kejadian yang terjadi, sering
diasumsikan sebagai bagian yang punya andil yang cukup kuat. Dengan demikian,
konspirasi sesuatu yang bisa dirasakan, namun sulit dibuktikan. Bahkan, jika
ada konspirasi yang "ketahuan" atau bisa ditelusuri, maka sudah bisa
dipastikan konspirasi tersebut tidak baik dan tidak sempurna.[2]
Si Unyil adalah film yang sangat populer bagi anak-anak, bahkan orang
dewasa pada saat tahun 80-an. Adakah konspirasinya? ternyata film lucu dan
mendidik ini tak lepas dari misi-misi pemerintah saat itu. TVRI sebagai
televisi ‘plat merah’ tentu saja menjadi corongnya pemerintah. Maka tak heran, dalam
beberapa episode, Unyil harus menyampaikan program-program pemerintah sebagai tema/judulnya,
seperti ABRI Masuk Desa, Operasi Bersih, Buta Aksara, Hardiknas, Cinta
Lingkungan, Buta Senja dan lain-lain.
Di http://www.sabili.co.id, Mantan
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (saat ini menjadi salah satu anggota
Dewan Pertimbangan Presiden-Wantimpres) mengatakan bahwa negeri ini telah dihancurkan
melalui konspirasi-konspirasi yang jelas-jelas bertentangan dengan
Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Beliau mengatakan,“Dalam segi kesehatan, saya sudah bersusah payah, tapi dirubah semuanya
melalui sistem neo-liberalisme. Harus diwaspadai konspirasi dari sistem
kenegaraan yang sudah terjadi lama sekali. Kita tahu, sistem zionis yang digunakan
merupakan gerakan yang terselubung.” Masih menurut beliau, sistem ini
tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia, kecuali jika sudah kuat dan terukur
dalam segala bidang. “Gurita zionis masuk
ke dalam dunia kesehatan dan pendidikan karena dua hal ini. Mengingat, dua
sektor ini merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.” Dalam dunia
pendidikan, misalnya, ada pemberlakuan BHP (Badan Hukum Pendidikan) pada
perguruan tinggi. Dengan diberlakukannya otonomi kampus, telah membuka pintu
masuk bagi asing untuk memberikan sokongan dana, disadari atau tidak, dana itu
sebagian berasal dari zionis melalui tangan NGO atau negara asing. “Makna zionis jangan dipersempit hanya
simbol atau agama, tapi lebih luas dalam aspek kehidupan,” kata Siti
Fadilah.
Junaidi Gafar (seorang Manager sebuah Penerbit Buku di Jakarta) dalam Warta IKAPI mengungkapkan tentang proyek pengadaan buku, baik buku teks pelajaran maupun buku penunjang
pembelajaran. Masalah yang terlihat adalah adanya ketentuan penilaian buku oleh
Pusat Perbukuan untuk buku-buku yang akan dibeli melalui proyek-proyek
pemerintah. Ketentuan ini banyak dipandang dengan syak wasangka dan curiga oleh
banyak penerbit sebagai sebuah bentuk permainan dan konspirasi antara
pihak-pihak tertentu dengan orang-orang di Departemen dalam memenangkan
tender-tender pengadaan buku. Kecurigaan itu timbul ketika informasi tentang
penilaian buku oleh Pusat Perbukuan disampaikan secara terbatas dan tidak melibatkan
semua stakeholder perbukuan.
Bahkan sosialisasi yang dilakukan oleh Pusat Perbukuan juga dibatasi untuk
wilayah atau daerah tertentu saja. Sehingga banyak yang baru mengetahui
informasi setelah pengumuman penilaian sudah berjalan dan ini jelas sangat
menimbulkan prasangka yang macam-macam.
Fakta ini
semakin kuat ketika ada pertemuan antara Kamar Dagang & Industri (KADIN)
Jawa Timur, Dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua KADIN Jawa Timur, Bpk. Drs.
Basa Alim Tualeka M.Si, Ketua KADIN PUSAT, Bpk Erlangga Satriagung, bersama
penerbit PT. Bintang Ilmu, PT. Indah jaya, PT. Albama serta beberapa penerbit
resmi yang lain sebagai wakil dari para penerbit resmi yang telah mendapat
pengesahan dari Departemen Pendidikan nasional, serta Kelompok Masyarakat Peduli
Pendidikan di Hotel Elmi Surabaya, pada Hari Sabtu 30 Oktober 2010.[3]
Ternyata sudah menjadi rahasia umum, bahwa PT. Bintang Ilmu Group adalah milik
mafia asing dari Hongkong & Taiwan. Perusahaan ini patut diduga sangat bisa
menyetir anggota komisi X dari Partai Golkar khususnya & seluruh anggota
Komisi X DPR RI pada umumnya. Ini bisa dilihat dari keanehan mekanisme
perencanaan pendidikan Indonesia, dimana Menteri Pendidikan saat merencanakan
sendiri program pendidikan selalu dihalangi oleh komisi X DPR RI.[4]
Bila dalam pengadaan buku-buku pelajaran anak didik kita sudah diserahkan
kepada pihak asing dan tentu included konspirasinya, lalu bagaimana
dengan kekayaan dan potensi negeri ini yang lainnya?
Dalam tribunnews.com, ‘sinetron’ konspirasi yang tak
kalah serunya adalah tentang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat,
Muhammad Nazaruddin., dia berkata, "PT Anugrah Nusantara digunakan untuk main proyek di Kementerian
Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan penerbit Bintang Ilmu yang
dimiliki oleh Wimpy Ibrahim." Dikatakannya bahwa semua anggaran
pengadaan buku sekolah dan alat peraga yang ada dalam DAK senilai Rp 6,4
triliun dipegang oleh Wimpy Ibrahim. Wimpy rutin memberi setoran pada Anas
Urbaningrum. "Proyek yang dimainkan
oleh Wimpy itu adalah proyek pengadaan buku melalui DAK senilai Rp 6,4
triliun," ujarnya. Selain itu, Nazaruddin menuturkan, Anas juga
bermain pada proyek pengadaan jaringan computer pun untuk program e learning. Permainan
itu bisa terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan, meskipun computer
untuk program tersebut belum diadakan. "Permainan
ini bisa lancar dilakukan karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di
Kemendiknas yang kini menjabat wakil menteri," tuturnya. Entah benar
atau tidak ‘nyanyian’ Nazaruddin tersebut, yang pasti dunia pendidikan kita
dalam badai konspirasi yang merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.
Maka sangat tak
heran, bila dalam http://www.mediaindonesia.com, Peringkat
Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia - IPM) Indonesia pada 2011
melorot drastis dari posisi peringkat ke-111 dari 182 negara ke posisi 124 dari
187 negara.”Bidang pendidikan yang terus
landai grafiknya pada 2010-2011 menjadi salah satu penyebab turunnya peringkat
IPM Indonesia,” sebut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung
Laksono mengomentari hasil laporan IPM 2011 yang dirilis oleh UNDP pada Kamis
(3/11).
Meski, hanya
sedikit fakta-fakta yang bisa disampaikan, yang tentunya fakta tersebut
disandarkan dari sumber-sumber berita yang telah penulis sebutkan, kiranya
cukup bagi kita untuk memahami bahwa konspirasi dalam dunia pendidikan bukanlah
sebuah wacana tetapi realita. Sesempurna apapun konspirasi yang sedang atau
telah direncanakan oleh orang-orang jahat khususnya dalam dunia pendidikan
negeri ini ditutup rapat-rapat, kita berharap hanya kepada Allah Swt, semoga
sedikit demi sedikit dan hari demi hari, konspirasi itu terbuka lebar-lebar, sehingga
konspirasi-konspirasi licik dan tidak punya naluri dan akal sehat bisa
digagalkan. (pasuruan, 10 Mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar