Senin, 26 September 2011

the sky school



***iklan cerita***
Ini adalah salah satu judul dari edisi siaran motivasi on air “life inspiration” tepatnya ketika saya sampaikan pada hari Selasa, 7 Juni 2011. Seperti biasa, saya inspirasikan setiap jam 5 sampai jam 6 pagi di radio Ramapati 93,0 fm Pemkot Pasuruan. Bila judul ‘We Are Nothing’ kemarin adalah edisi ke 65 maka judul siaran yang satu ini adalah untuk edisi ke 61. 

Ya..Karena tulisan ini berlaku ‘surut’ (hehehe..kayak undang-undang negara aja). Gak masalah ya…insya Allah gak basi kok. Yang penting, saya lagi berusaha sekuat tenaga me’nyata’kan ucapan-ucapan saya yang abstrak pada edisi sebelum-sebelumnya.
Subhanallah…bagi saya, ternyata perjuangan untuk menulis ini sangat amat berat. Berat karena memang saya sendiri ternyata gak bakat menulis, gak suka menulis, dan gak suka menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk paragraf-paragraf.  (jadinya ya maksa bakat, maksa nulis, maksa berpotensi jadi penulis…hehehe semoga ini pemaksaan diri yang baik dan di ridloi Allah Swt. Amiiinnn). 
Saya sih memang lebih suka menyampaikan ide atau gagasan itu langsung praktek di lapangan. Dasar memang gaya belajar saya gak suka belajar dengan kondisi duduk-diem-nulis, tapi belajar sambil langsung praktek. Kata dosen saya dulu itu namanya teori belajar Learning by Doing. (wah…jadi inget juga melewati hari-hari sulit sewaktu menjadi operator DIPA satker MTs N Rejoso Kab. Pasuruan medio Januari 2010 – hingga sekarang).
Tapi subhanallah…alhamdulillah…saya ambil prinsip hidup dalam peribahasa yang menyatakan begini, “bagian yang paling sulit dalam suatu pekerjaan adalah memulainya.” Nah lho…kendati demikian, justru bagian ini lah yang paling saya suka. Bagian yang sulit-sulit. Karena pasti di bagian ini konsekuensinya adalah tantangan. Nah…saya juga suka tantangan. Dalam tantangan pasti ada kesulitan, dan di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. (hehehe…akhirnya ketahuan juga ujung-ujungnya) iya aslinya nih…justru yang saya inginkan adalah kemudahan, meski harus melalui beberapa kesulitan-kesulitannya.
Ahh..ini sih karena saya yakin aja sama janji Allah Swt, bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesulitan pasti ada kemudian.

***kembali ke tema***
SEKOLAH LANGIT, sepintas mendengarnya, barangkali yang terlintas di benak anda adalah ada sebuah gedung sekolah di yang nampak bergelantungan di langit (wkwkwk..) atau menurut Gus Nadeem (moderator), ini sekolahnya Gatotkaca ya, temen-temen sekelasnya adalah Superman, Batman, Spiderman, dan man-man yang lain. (Hahaha…).  Tentu bukan lho ya… :)
SEKOLAH itu ya suatu lembaga pendidikan yang didalamnya ada para pengelola pendidikan, para guru dan murid-muridnya. Lalu ada berbagai macam interaksi intensive di antara mereka untuk menjalankan sebuah proses pembelajaran atau transfer ilmu yang kemudian terjadi di lingkungan sekolah, entah di dalam ruang kelas (indoor) atau di luar kelas (outdoor). Ini definisi saya lho ya…boleh setuju boleh enggak. Tapi kalo ternyata salah, segera sampaikan ke saya ya…(sms ke 085755875..xixixi sekalian promosi).
Sedangkan, LANGIT itu ya langit, (mau dijelaskan gimana lagi ya..). Langit ya langit yang setiap hari kita lihat. THE SKY IS CLEAR AND BLUE (kata si Maher Zein..dalam singlenya Open Your Eyes). Langit yang dibentangkan oleh Sang Penciptanya tanpa berujung, tanpa bertepi, dan ‘aneh’nya lagi tanpa tiang penyangga. Subhanallah…
Lha apa hubungannya nih…antara SEKOLAH & LANGIT…
SEKOLAH ini saya logika kan dengan tempat aktifitas manusia sebagai seorang hamba. Sedangkan LANGIT, saya logika kan dengan ‘tempat aktifitas’ (terserah DIA mau ada dimana karena DIA YANG MAHA SEGALA-GALANYA) Tuhan sebagai Pencipta segala-segalanya.
Dalam dimensi ke-Islaman, sungguh telah amat jelas, tujuan Tuhan menciptakan manusia dan kemudian menurunkannya ke bumi. Ya..saya yakin siapapun yang merasa dan mengaku muslim apalagi berani bilang mukmin, bila ditanya untuk apa kamu dilahirkan ke dunia ini, pasti bilangnya untuk beribadah dan menyembah kepada Allah Swt, Tuhan Semesta Alam.
Gak perlu rumus p x l x t atau E = m . c (jadi inget tulisan teman di web KPPN Malang) bagi saya  untuk mengaitkan antara SEKOLAH & LANGIT. Karena yang saya maksudkan adalah, sebenarnya, selama manusia masih ber-SEKOLAH di bumi, maka segala niat, motivasi, proses, nilai-nilai dan visi misinya harus menuju ke LANGIT. Ya…menuju ke Sang Penciptanya.
SEKOLAH dan sekolah-sekolah (dalam arti sebenarnya) harus dan wajib menjadikan semua proses pembelajarannya direncanakan dan diarahkan ke LANGIT. Termasuk kurikulumnya yang berfungsi sebagai rambu-rambu proses pembelajaran yang akan di’nyata’kan di sekolah-sekolah harus bersumber dari dan bemuara ke LANGIT.
Merinding bulu kuduk saya (tapi gak nyampek beku kok) ketika membaca Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Biuhh..biuhh…geleng-geleng kepala gak anda semua ketika membaca undang-undang di atas? kalau iya berarti saya dan anda sehati (hehehe..sok akrab nih). Subhanallah ya..puitis, panjang dan serasa tidak sekedar lengkap tapi luenggkaappp banget isi dari fungsi Pendidikan Nasional kita.
Pertanyaannya adalah linier kah lengkapnya konsep undang-undang ini dengan realitas yang ada di lapangan? Apakah sekolah-sekolah di negeri ini telah benar-benar mencetak insan-insan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab? (hehehe…pasti dech kali ini geleng-geleng badan..).
Mau bukti? ketika tulisan ini saya ketik, disamping kanan saya ada Koran Jawa Pos, Sabtu, 25 Juni 2011 tertulis headline koran ini “Menlu Marty Bohongi Publik”…grubyakkk…wkwkwk…tuh kan sekelas Menteri Luar Negeri lho ini…bukan rakyat kecil seperti kita.
Saya sebagai warga Negara yang baik, boleh dong tidak hanya memberikan kritikan, tapi juga masukan kepada pemimpin-pemimpin kita di ‘istananya’ masing-masing. Ya…beberapa paragraph diatas adalah anggaplah kritikan saya. Dan ini adalah masukan saya:
Pertama; harusnya tidak perlu p x l x t untuk merumuskan Undang-undang Pendidikan Nasional. Cukuplah redaksinya sampai pada, “…..agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Sudah…cukup…segini aja dan gak perlu diperpanjang.
Lha..kok gitu thok? Iya..sebab sebagai seorang muslim, pasti tahu konsekuensi dari pernyataan beriman dan bertaqwa ini. Karena hanya dengan meraih predikat iman dan taqwa ansich maka akan terbentuk kepribadian manusia yang cerdas, berakhlak mulia, sehat, kreatif, dan lain-lain... Gak ribet kan..?? (kecuali kalo ingin dibilang seorang pujangga lho..)
Kedua, sebenarnya sih sudah pas Pemerintah membuat kalimat “…..agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.” tapi sayang seribu kali sayang, realitasnya di SEKOLAH dan sekolah-sekolah, tujuan pertama ini justru terabaikan. Benar-benar ironis dan mengenaskan, menjadi tujuan pertama tetapi porsi proses pembelajarannya di SEKOLAH dan sekolah-sekolah sangat minim.
Sebagai contoh jumlah jam pelajaran Agama di sekolah-sekolah (bukan yang di madrasah lho ya…) hanya 2 jam seminggu, itupun berlangsung selama sang murid itu duduk di bangu SD – SMA. (haahhh…bayangin aja selama 12 tahun, seperti ini…) Lebih parahnya lagi di Perguruan Tinggi, hanya dapat pelajaran Agama sebanyak 2 sks dalam 4 tahun. Nah lho…jauh panggang dari api kan.. (artinya…gak matang bro..).
Pak Menteri mohon segera ditambah ya jam pelajaran pendidikan Agamanya, minim sama dengan mata pelajaran yang terbesar jumlah jam pelajarannya dalam seminggu. Di semua jenjang pendidikan.
Singkat saran, cukup 2 ini aja dulu ya masukan saya. Bila saran ini kan menjadi nyata, insya Allah dech dan saya yakin seyakin-yakinnya, SEKOLAH LANGIT akan bermunculan dimana-mana, dipermukaan bumi ini, bagai bunga Sakura di musim semi (indah dan mendamaikan bagi yang menyaksikannya). ;>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Recent Comments

Introduction

Recent Posts

Pages