***iklan
cerita***
Ini adalah salah satu judul dari edisi siaran motivasi on air
“life inspiration” tepatnya ketika saya sampaikan pada hari Selasa, 7
Juni 2011. Seperti biasa, saya inspirasikan setiap jam 5 sampai jam 6 pagi di
radio Ramapati 93,0 fm Pemkot Pasuruan. Bila judul ‘We Are Nothing’
kemarin adalah edisi ke 65 maka judul siaran yang satu ini adalah untuk edisi
ke 61.
Ya..Karena tulisan ini berlaku ‘surut’ (hehehe..kayak
undang-undang negara aja). Gak masalah ya…insya Allah gak basi kok. Yang
penting, saya lagi berusaha sekuat tenaga me’nyata’kan
ucapan-ucapan saya yang abstrak pada edisi sebelum-sebelumnya.
Subhanallah…bagi saya, ternyata perjuangan untuk menulis ini
sangat amat berat. Berat karena memang saya sendiri ternyata gak bakat
menulis, gak suka menulis, dan gak suka menuangkan ide atau gagasan dalam
bentuk paragraf-paragraf. (jadinya
ya maksa bakat, maksa nulis, maksa berpotensi jadi penulis…hehehe semoga ini
pemaksaan diri yang baik dan di ridloi Allah Swt. Amiiinnn).
Saya sih memang lebih suka menyampaikan ide atau gagasan itu
langsung praktek di lapangan. Dasar memang gaya belajar saya gak suka belajar
dengan kondisi duduk-diem-nulis, tapi belajar sambil langsung praktek. Kata
dosen saya dulu itu namanya teori belajar Learning by Doing.
(wah…jadi inget juga melewati hari-hari sulit sewaktu menjadi operator DIPA
satker MTs N Rejoso Kab. Pasuruan medio Januari 2010 – hingga sekarang).
Tapi subhanallah…alhamdulillah…saya ambil prinsip hidup dalam
peribahasa yang menyatakan begini, “bagian yang paling sulit dalam suatu
pekerjaan adalah memulainya.” Nah lho…kendati demikian, justru bagian ini
lah yang paling saya suka. Bagian yang sulit-sulit. Karena pasti di bagian ini
konsekuensinya adalah tantangan. Nah…saya juga suka tantangan. Dalam tantangan
pasti ada kesulitan, dan di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. (hehehe…akhirnya
ketahuan juga ujung-ujungnya) iya aslinya nih…justru yang saya inginkan
adalah kemudahan, meski harus melalui beberapa kesulitan-kesulitannya.
Ahh..ini sih karena saya yakin aja sama janji Allah Swt,
bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesulitan pasti ada kemudian.
***kembali
ke tema***
SEKOLAH LANGIT, sepintas mendengarnya, barangkali yang terlintas di
benak anda adalah ada sebuah gedung sekolah di yang nampak bergelantungan di
langit (wkwkwk..) atau menurut Gus Nadeem (moderator), ini
sekolahnya Gatotkaca ya, temen-temen sekelasnya adalah Superman, Batman,
Spiderman, dan man-man yang lain. (Hahaha…). Tentu bukan lho ya… :)
SEKOLAH itu ya suatu lembaga pendidikan yang didalamnya ada para
pengelola pendidikan, para guru dan murid-muridnya. Lalu ada berbagai macam
interaksi intensive di antara mereka untuk menjalankan sebuah proses
pembelajaran atau transfer ilmu yang kemudian terjadi di lingkungan sekolah,
entah di dalam ruang kelas (indoor) atau di luar kelas (outdoor). Ini
definisi saya lho ya…boleh setuju boleh enggak. Tapi kalo ternyata salah,
segera sampaikan ke saya ya…(sms ke 085755875..xixixi sekalian promosi).
Sedangkan, LANGIT itu ya langit, (mau dijelaskan
gimana lagi ya..). Langit ya langit yang setiap hari kita lihat. THE SKY
IS CLEAR AND BLUE (kata si Maher Zein..dalam singlenya Open Your Eyes).
Langit yang dibentangkan oleh Sang Penciptanya tanpa berujung, tanpa bertepi, dan
‘aneh’nya lagi tanpa tiang penyangga. Subhanallah…
Lha
apa hubungannya nih…antara SEKOLAH & LANGIT…
SEKOLAH ini saya logika kan dengan tempat aktifitas manusia sebagai
seorang hamba. Sedangkan LANGIT, saya logika kan dengan ‘tempat
aktifitas’ (terserah DIA mau ada dimana karena DIA YANG MAHA SEGALA-GALANYA)
Tuhan sebagai Pencipta segala-segalanya.
Dalam dimensi ke-Islaman, sungguh telah amat jelas, tujuan
Tuhan menciptakan manusia dan kemudian menurunkannya ke bumi. Ya..saya yakin
siapapun yang merasa dan mengaku muslim apalagi berani bilang mukmin, bila
ditanya untuk apa kamu dilahirkan ke dunia ini, pasti bilangnya untuk beribadah
dan menyembah kepada Allah Swt, Tuhan Semesta Alam.
Gak perlu rumus p x l x t atau E = m . c (jadi inget
tulisan teman di web KPPN Malang) bagi saya
untuk mengaitkan antara SEKOLAH & LANGIT. Karena yang saya
maksudkan adalah, sebenarnya, selama manusia masih ber-SEKOLAH di bumi,
maka segala niat, motivasi, proses, nilai-nilai dan visi misinya harus menuju
ke LANGIT. Ya…menuju ke Sang Penciptanya.
SEKOLAH dan sekolah-sekolah (dalam arti sebenarnya) harus dan wajib
menjadikan semua proses pembelajarannya direncanakan dan diarahkan ke LANGIT.
Termasuk kurikulumnya yang berfungsi sebagai rambu-rambu proses pembelajaran
yang akan di’nyata’kan di sekolah-sekolah harus bersumber dari dan bemuara ke LANGIT.
Merinding bulu kuduk saya (tapi gak nyampek beku kok) ketika
membaca Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi, “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Biuhh..biuhh…geleng-geleng kepala gak anda semua ketika
membaca undang-undang di atas? kalau iya berarti saya dan anda sehati (hehehe..sok
akrab nih). Subhanallah ya..puitis, panjang dan serasa tidak sekedar
lengkap tapi luenggkaappp banget isi dari fungsi Pendidikan Nasional kita.
Pertanyaannya adalah linier kah lengkapnya konsep
undang-undang ini dengan realitas yang ada di lapangan? Apakah sekolah-sekolah
di negeri ini telah benar-benar mencetak insan-insan manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab? (hehehe…pasti dech kali ini geleng-geleng badan..).
Mau bukti? ketika tulisan ini saya ketik, disamping kanan
saya ada Koran Jawa Pos, Sabtu, 25 Juni 2011 tertulis headline koran ini “Menlu
Marty Bohongi Publik”…grubyakkk…wkwkwk…tuh kan sekelas Menteri Luar Negeri lho
ini…bukan rakyat kecil seperti kita.
Saya sebagai warga Negara yang baik, boleh dong tidak hanya
memberikan kritikan, tapi juga masukan kepada pemimpin-pemimpin kita di ‘istananya’
masing-masing. Ya…beberapa paragraph diatas adalah anggaplah kritikan saya. Dan
ini adalah masukan saya:
Pertama; harusnya tidak perlu p x l x t
untuk merumuskan Undang-undang Pendidikan Nasional. Cukuplah redaksinya sampai
pada, “…..agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.” Sudah…cukup…segini aja dan gak perlu diperpanjang.
Lha..kok gitu thok? Iya..sebab sebagai seorang muslim, pasti
tahu konsekuensi dari pernyataan beriman dan bertaqwa ini. Karena hanya
dengan meraih predikat iman dan taqwa ansich maka akan terbentuk kepribadian
manusia yang cerdas, berakhlak mulia, sehat, kreatif, dan lain-lain... Gak
ribet kan..?? (kecuali kalo ingin dibilang seorang pujangga lho..)
Kedua, sebenarnya sih sudah pas Pemerintah
membuat kalimat “…..agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.” tapi sayang seribu kali sayang, realitasnya di
SEKOLAH dan sekolah-sekolah, tujuan pertama ini justru terabaikan. Benar-benar
ironis dan mengenaskan, menjadi tujuan pertama tetapi porsi proses
pembelajarannya di SEKOLAH dan sekolah-sekolah sangat minim.
Sebagai contoh jumlah jam pelajaran Agama di sekolah-sekolah
(bukan yang di madrasah lho ya…) hanya 2 jam seminggu, itupun berlangsung
selama sang murid itu duduk di bangu SD – SMA. (haahhh…bayangin aja selama
12 tahun, seperti ini…) Lebih parahnya lagi di Perguruan Tinggi, hanya
dapat pelajaran Agama sebanyak 2 sks dalam 4 tahun. Nah lho…jauh panggang
dari api kan.. (artinya…gak matang bro..).
Pak Menteri mohon segera ditambah ya jam pelajaran pendidikan
Agamanya, minim sama dengan mata pelajaran yang terbesar jumlah jam
pelajarannya dalam seminggu. Di semua jenjang pendidikan.
Singkat saran, cukup 2 ini aja dulu ya masukan saya. Bila saran ini kan
menjadi nyata, insya Allah dech dan saya yakin seyakin-yakinnya, SEKOLAH
LANGIT akan bermunculan dimana-mana, dipermukaan bumi ini, bagai bunga
Sakura di musim semi (indah dan mendamaikan bagi yang menyaksikannya).
;>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar